Kamis, 03 September 2015

Pantai Ngobaran

Sendratari Legenda Pantai Ngobaran Memukau



Wahai istriku! Siapa di antara kalian yang paling besar rasa cintanya kepadaku?
Dengan lantang, Prabu Brawijaya V, keturunan terakhir Kerajaan Majapahit bertanya kepada dua istrinya, Dewi Lowati dan Bondang Surati. Adegan ini menjadi bagian paling mendebarkan, dari sendratari legenda Pantai Ngobaran yang ditampilkan Orang Muda Katholik (OMK) Kelor dalam Festival Kesenian Tradisional di Kulonprogo belum lama ini.
TOKOH Prabu Brawijaya V diperankan Yoseph Andi, yang memiliki perawakan gagah dan tegap. Kemunculannya diawali dengan kedatangan para penari berpakaian adat Bali. Bersama tokoh agama, mereka menggelar upacara adat Melasti, yang selama ini sering digelar di Pantai Ngobaran Gunungkidul.
Pantai Ngobaran cukup terkenal di Gunungkidul, sebagai tempat Prabu Brawijaya pernah membakar diri. Legenda inilah yang kemudian diangkat OMK Kelor untuk ditampilkan kepada masyarakat. Keterlibatan 120 pemain, membuat sendratari ini berhasil menyita perhatian masyarakat yang datang menonton.
Seketika mereka terkesima, saat Prabu Brawijaya V berlari kencang bersama dua permasurinya lantaran dikejar-kejar laskar Demak. Pelarian mereka berhenti di Pantai Ngobaran, dan menemui jalan buntu.
Jurang dalam dan ganasnya ombak pantai membuat pelarian mereka terhenti. Tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi, hingga Prabu Brawijaya memutuskan untuk membakar diri. Ia tak ingin menyerah dan ditangkap laskar Demak, hingga membuat kobaran api.
Pertanyaan lantang yang disampaikan Prabu Brawijaya, mendapat jawaban berbeda dari kedua istrinya. Istri pertama, Bondang Surati menjawab cintanya seperti kuku hitam. Meski kecil dan dipotong hilang, namun kuku tersebut akan terus tumbuh seperti cintanya. Sementara istri kedua, Dewi Lowati menjawab, cintanya sebesar gunung.
Mendengar jawaban tersebut, Prabu Brawijaya V langsung menarik tangan Dewi Lowati, untuk terjun ke dalam api. Keduanya lalu meninggal karena terbakar.
"Dipilih Dewi Lowati, karena cinta istrinya ini lebih kecil dibandingkan cinta Bondang Surati. Prabu Brawijaya ingin Bondang Surati tetap hidup," kata Andi, pemeran Prabu Brawijaya.
Api yang berkobar membakar tubuh Prabu Brawijaya bersama istrinya, menjadi tanda adanya Pantai Ngobaran. Kata Ngobaran diambil dari kobaran api yang menjadi sejarah pantai tersebut.
Terlibat sebagai penata tari dalam sendratari  legenda Pantai Ngobaran, Endang Kusmartini. Masing-masing penari dilatih untuk bisa membawakan peran dengan baik, menghayati setiap gerakan dalam babak-babak sendratari.
"Supaya kami bisa tampil sempurna," katanya.
Sendratari legenda Pantai Ngobaran diharapkan bisa menjadi hiburan bagi masyarakat. Selain itu, sendratari ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melestarikan kekayaan seni dan budaya.
"Kami bersyukur, antusiasme penonton terhadap sendratari ini cukup tinggi," katanya.
Dipilihnya legenda Pantai Ngobaran, lantaran pantai ini sangat tersohor di Gunungkidul. Keindahan alam yang ada, membuat Pantai Ngobaran banyak didatangi wisatawan baik lokal mau pun mancanegara. (Unt)
FOTO: AMIN KUNTARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar