Minggu, 13 September 2015

Jagal Hewan Kurban

 Tak Sekadar Menyembelih 

Perayaan Idul Adha tinggal hitungan hari lagi. Tak heran jika  pedagang hewan kurban telah menjamur di berbagai lahan kosong dan di pinggir jalan yang dijadikan pasar dadakan. Semakin banyaknya penjualan hewan kurban, disebabkan meningkatnya permintaan konsumen di Yogyakarta menjelang Idul Adha. Selain itu, sang penjagal (penyembelih) hewan kurban juga telah siap-siap untuk ketiban rezeki tahunan ini.
KEBERADAAN penjagal memang sangat vital setiap tiba Idul Adha. Maklum, melakukan penyembelihan hewan kurban seperti kambing, sapi, kerbau atau onta bukanlah hal sepele. Membutuhkan ketrampilan. Tak sekadar merobohkan hewan yang hendak disembelih lalu memotong leher menggunakan pisau atau pedang saja. Namun ternyata, menjadi penjagal hewan kurban atau hewan untuk dikonsumsi dagingnya harus tahu caranya, di antaranya meliputi cara penyembelihan atau penjagalan, pengulitan hingga pemilahan daging.
Tak pelak, untuk mendapat penjagal yang terampil biasanya sejumlah wilayah menggelar pelatihan penanganan hewan kurban bagi para penjagal hewan menghadapi Idul Adha. Tentu saja, tujuan dilakukannya kegiatan pelatihan tersebut agar pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sesuai syariat Islam dan memenuhi unsur kesehatan.
Hal ini diakui dan dibenarkan oleh Maman (60), yang boleh dibilang sebagai penjagal senior karena sudah lebih dari 30 tahun menjalani profesi sebagai penjagal hewan (kambing dan sapi), bahwa menyembelih hewan kurban maupun hewan untuk dikonsumsi dagingnya butuh kemampuan dan ketrampilan memadai, sesuai syariat dan hukum Islam sekaligus aman bagi kesehatan.
Pria ini juga mengakui menjadi seorang penjagal atau penyembelih sapi adalah kebanggaan tersendiri. Menjadi penjagal itu tidak mudah karena harus mempertaruhkan nyawa setiap menyembelih hewan. Maklum, hewan yang hendak disembelih tidak sedikit yang memberontak, utamanya hewan yang besar seperti sapi dan kerbau. Untuk dapat merobohkannya kemudian mencencangnya dengan tali bukanlah pekerjaan mudah. Tidak sedikit penjagal yang justru cedera, bahkan ada yang meninggal akibat sepakkan (tendangan) kaki atau juga serudukan yang cukup kuat dari seekor sapi atau kerbau.
Sementara, kemampuan dan keahlian menyembelih hewan bagi para penjagal banyak yang  merupakan keahlian warisan dari keluarga-keluarga sebelumnya atau juga mengikuti pelatihan. Tak ayal, sosok penjagal dinilai adalah orang-orang yang sangat paham bagaimana menyembelih hewan kurban atau hewan yang dikonsumsi dagingnya sesuai syariat Islam tersebut.
Tak heran, panitia-panitia Idul Adha mulai banyak yang memburu para penjagal. Tidak sedikit yang kemudian mengontrak penjagal yang sebelumnya bekerja di tempat penjagalan hewan. Dan untuk melaksanakan penyembelihan hewan itu, biasanya mereka menerima uang jasa dari panitia.
Ada sebagian yang menilai, profesi sebagai jagal atau jazzar tentu harus dihargai jasanya. Sebab kalau tidak ada jagal, orang-orang yang awam dan tidak paham urusan menyembelih hewan akan mendapatkan kesulitan. Walaupun mungkin dikerjakan bersama-sama dalam satu team, tetapi tetap saja akan kerepotan.
"Walaupun suatu panitia penyembelihan hewan kurban terdiri dari banyak personal, tetap saja mereka butuh jagal yang profesional untuk mengerjakannya. Kami tidak mungkin mampu melakukan penyembelihan, pengulitan dan pemotongan daging maupun tulang dalam waktu cepat dengan jumlah hewan yang cukup banyak. Kami tetap membutuhkan para penjagal itu. Bila kemudian memberi uang jasa, sangatlah wajar," terang Fauzan (46) Ketua Panitia Penyembelihan hewan kurban Idul Adha 1436 H di Kentungan, Sleman.
Ditambahkannya, untuk jasanya itu, para jagal ini bukan sekedar pantas menerima upah, tetapi justru wajib diberi upah yang sepadan sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. Sebab mereka telah bekerja dengan mengerahkan tenaga dan waktunya, maka wajib bagi panitia atau orang yang memakai jasa jagal untuk memberi mereka upah atas keringatnya.
"Untuk itu, sejak awal harus sudah ada kesepakatan antara panitia dan jagal tentang berapa tarif yang dia minta. Juga harus secara tegas disebutkan, apakah tugas jagal itu hanya sebatas merobohkan hewan dan menyembelih saja, ataukah diteruskan dengan menguliti, memotong, mencincang, hingga menimbang dan memasukkannya ke kantong-kantong siap untuk didistribusikan, smua harus disepakati diawal," sambungnya.  (C-3/Fin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar