Hanya Kepada Tuhan
Ia Mengemis
ORANG seringkali gumun dan kagetan ketika melihat sukses orang lain. Mereka cenderung melihat sukses ketimbang ngangsu kaweruh proses seseorang menjadi pribadi yang berhasil sebagai pengusaha maupun pejabat dan profesi-profesi lain.Dan itulah yang kemudian dicermati Dawam (48) sejak ia masih duduk di bangku SMP, setahun setelah ayahandanya wafat. Syahdan, ia kemudian ikut putar otak mempelajari via Koran tentang kisah sukses orang-orang. Satu pelajaran berharga adalah; bersemangat baja, menggantungkan cita-cita setinggi langit, dan terakhir berprinsip tidak mau menjadi pengemis alias kecenderungan menadahkan tangan meminta belas kasihan orang lain.
“Tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah,” gumamnya saat pertama kali terjun di jalanan sebagai tukang lap spion mobil dan sepeda motor yang diparkir di emperan toko. Itu dilakukannya setiap kali seusai dia pulang sekolah.
Ibundanya, Nurmediati yang penjual gorengan tempe kaget manakala suatu sore diberi uang oleh Dawam.
“Uang sebanyak ini. Darimana kamu, mencurikah?” tanya Nurmediati.
“Saya anak ibu. Diajarkan ibu untuk menjadi anak soleh. Mana mungkin saya mencuri,”
“Lantas darimana? Atau kamu mengemis seperti anak-anak seberang sungai itu. Asal tau, begini-begini ibu masih sanggup memberimu makan setiap hari. Jangan pernah kau mengemis,” kejar Nurmediati penuh selidik.
“Saya anak ibu, mana mungkin saya mengemis. Ini uang halal, hasil saya bekerja mengelap motor dan spion mobil. Mohon terimalah untuk ditabung tambah modal,” jawab Dawam, yang kemudian didekap Nurmediati.
Dawam tak berhenti di situ. Menginjak usia lepas remaja malah getol mencari uang dengan cara apa pun. Ia rajin membaca koran, tak terkecuali rubrik iklan. Ia juga pintar ‘pasang telinga’ untuk mengetahui orang-orang yang butuh membeli barang bekas. Istilah kerennya, Dawam mulai keranjingan sebagai makelar jual-beli barang bekas.
Dari sanalah ia bisa membayar uang sekolah, bahkan kemudian membayar uang kuliah hingga lulus sebagai sarjana hukum. Maka tak heran kalau kemudian dia kini menjadi legal konsultan untuk sejumlah perusahaan bonafid.
“Siapa bilang untuk memperoleh uang harus mengeluarkan uang?” ucap Dawam saat didapuk menjadi pembicara dalam sebuah seminar kiat sukses sebagai profesionalis bidang hukum dan ekonomi.
Orang-orang takjub. Orang-orang setengah tak percaya. Tapi mereka pada akhirnya mengacungi jempol, sebagian di antaranya bahkan mengikuti jejak Dawam yang juga sebagai pengusaha perbengkelan kapal di sebuah kota kecil di pantai utara Jawa Tengah.
“Ingat, niat, semangat adalah suatu hal. Tapi hal lain yang lebih penting adalah jangan sekali-kali merendahkan dirimu dengan bermental pengemis,” kata Dawam.
Di luar itu, lanjut dia, bakti terhadap ibu. Itulah yang utama. “Mengemislah hanya kepada Allah,” pungkas mantan ‘anjal’ alias ‘anak jalanan’ yang telah menorehkan sukses ini. (Met)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar