Kamis, 17 September 2015

Gula Jawa

Produski Tak Terpengaruh Situasi Ekonomi





PARA pelaku industri kecil menengah yang memproduksi gula jawa jahe asal Dusun Kerto Desa Pleret, Kabupaten Bantul, mengaku tidak terpengaruh dengan situasi ekonomi nasional saat ini. Karena bahan baku utama seperti gula merah, gula pasir, jahe serta rempah-rempah diambil dari pemasok sekitar.
"Bahan baku untuk membuat gula jawa ini semua menggunakan produk dalam negeri yang bisa diambil dari lokal, sehingga tidak berpengaruh dengan pelemahan ekonomi saat ini," kata Nur Habibah salah seorang pembuat Asal Desa Pleret belum lama ini.
Menurut Habibah, bahan baku berupa gula merah ia datangkan dari Kebumen, Jawa Tengah sementara jahe dan rempah-rempah dari produsen di wilayah Kecamatan Imogiri Bantul, yang harganya lebih murah karena tidak mengalami perubahan harga akibat pelemahan ekonomi.
"Untuk harga maupun ketersediaan bahan baku tidak masalah, karena saya sudah ada kerja sama dengan perajin Kebumen," kata Habibah.
Kendati begitu ibu rumah tangga yang sudah menggeluti usaha sejak tahun 2006 ini mengaku ada penurunan daya beli masyarakat. "Untuk pemasaran memang ada penurunan permintaan pesanan dari langganan, saat ini permintaan pesanan sekitar satu sampai dua kuintal per hari, kalau sebelumnya rata-rata bisa di atas dua kuintal," ujar Habibah.
Menurut dia, produksinya tergantung pesanan dari pelanggan yang datang dari berbagai daerah, dengan harga jual rata-rata Rp 7.000 ribu per kemasan berisi 8 buah, sedangkan untuk kiloan dijual dengan harga Rp 20 ribu per kilogram.
Industri yang sudah berjalan selama 9 tahun ini mampu mempekerjakan 13 orang di bagian produksi. Sedang tenaga kerja borongan di bagian pengemasan lima orang. Dalam memasarkan produknya Habibah melakukan penjualan melalui para distributor dan pembelian langsung secara online. (C-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar