Jumat, 11 September 2015

Ketoprak

Yang Konvensional Mulai Ditinggalkan

Butuh Sentuhan Modernisasi

KETOPRAK atau jenis pertunjukan kesenian drama tradisional Jawa merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang mudah di temui di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pertunjukan ketoprak merupakan jenis pertunjukan lelakon yang banyak menampilkan adegan-adegan lucu yang mengundang bahak tawa.
Kesenian ini merupakan jenis kesenian dimana dalam pementasannya tidak terikat pakem-pakem yang tidak boleh dirubah, sehingga para lakon bisa dengan mudah berekspresi sesuai kemampuan mereka. Namun seiring perkembangan zaman, seni ketoprak konvensional mulai dilupakan masyarakat, mereka lebih memilih ketoprak moderen karena dinilai lebih sesuai dengan arus moderenisasi.
"Saat ini masyarakat sudah tidak terlalu tertarik pada pentas-pentas ketoprak tradisional, mereka lebih suka melihat pentas ketoprak modern yang dibalut humor," kata Angger Sukisno, saat mengelar workshop ketoprak di Desa Selopamiro Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul.
Menurut Angger, ketertarikan masyarakat pada seni ketoprak modern adalah hal yang wajar, namun hal itu berakibat pada penolakan terhadap ketoprak konvensional, padahal menurutnya ketoprak konvensional saat ini sebenarnya sudah mulai berubah tanpa meninggalkan pakem.
Oleh karena itu, diperlukan upaya serius untuk menjaga kelestarian ketoprak konvensional supaya tetap terjaga. Salah satunya adalah dengan membentuk sebuah wadah bagi komunitas-komunitas ketoprak supaya mereka dapat terus berkarya.
"Untuk melestarikan seni tradisi seperti ketoprak, diperlukan kesamaan visi dari berbagai pihak, wadah bersama bagi komunitas ketoprak akan menjadi kekuatan bagi seniman ketoprak untuk menyalurkan aspirasi," katanya.
Angger mencontohkan, untuk ketoprak humor yang banyak ditayangkan televisi tidak terlalu berpengaruh pada perkembangan seni ketoprak secara umum. Menurut dia, upaya pelestarian ketoprak dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai seni di kalangan generasi muda dan pelajar sebagai cara untuk menumbuhkan minat mereka pada seni tradisional.
"Dengan penanaman minat pada generasi muda, regenerasi seniman tradisi akan berjalan dan seni tradisional tak akan mati," katanya.
Angger juga menekan, bahwa untuk pementasan kethoprak harus diperhatikan beberapa hal antara lain durasi pementasan, adegan harus ditata supaya tidak terlalu panjang, iringan harus disamakan dengan adegan, karena iringan itu hanya bersifat ilustrasi atau pengiring maka jangan sampai mengurangi bobot adegan.
"Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah, penabuh kenthongan juga harus dirasakan dan dipergunakan semestinya agar tidak mengalahkan instrumen baku, rias dan kostum harus diselaraskan dengan adegannya sehingga dalam pementasan akan lebih mewah dan hidup," katanya. (C-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar