Minggu, 20 September 2015

Hidayah

Allah SWT Selalu Mengawasi


SADAR
tidak bisa mengawasi anak selama 24 jam non stop mendorong Zafira (semua nama disamarkan) mencoba menanamkan kehadiran Allah SWT dalam kehidupan kepada anak-anaknya. Ya, sedari kecil Zafira sudah menanamkan nilai ketauhidan melalui praktik sehari-hari.
Misalnya, pada suatu hari ia mencoba menjatuhkan uang Rp 10.000 di rumah. Ia tes anaknya apakah uang itu dikembalikan atau justru disimpan. Ternyata, anaknya yang saat itu duduk di bangku SMP justru menyimpan dan tidak mengembalikan uang tersebut.
Zafira tidak memarahi anaknya. Hanya saja saat makan malam, ia membuka dialog tentang Allah SWT Yang Maha Tahu. "Allah SWT itu Maha Tahu lho nak. Jadi kalian harus jadi anak yang baik dan menjalankan perintah agama setiap waktu. Sebab, Allah SWT selalu melihat tingkah laku kalian. Allah SWT juga memerintahkan malaikat untuk mencatat perbuatan baik dan buruk yang kita lakukan 24 jam setiap hari," ujar Zafira membuka perbincangan di meja makan.
Mendapat pernyataan demikian, anaknya Toni, terkaget. Setelah selesai menyantap makanan ia pun mendekati ibunya dan kemudian cerita bahwa ia baru saja menemukan uang Rp 10.000 di dekat meja tamu dan kini ia simpan. "Ini aku kembalikan bu. Aku takut Allah SWT memarahiku," ujar Toni sembari menyodorkan uang Rp 10.000.
Zafira tak marah. Ia juga meminta uang itu disimpan kembali oleh anaknya. Hanya saja Zafira lantas menasihati bahwa jika itu bukan haknya jangan diambil. Demikian halnya saat Toni berada di luar rumah, Zafira meminta agar senantiasa mematuhi perintah Allah SWT. "Ibu tidak bisa mengawasimu setiap saat. Tapi ibu yakin, kalau kamu selalu diawasi oleh Allah SWT," ujar Zafira.
Cara-cara persuasif seperti ini rupanya diterima dengan baik oleh anak-anaknya. Si sulung Toni dan si bungsu Sabrina menjadi pribadi soleh dan solehah. Di saat kawan-kawannya melakukan tindakan tidak baik seperti merokok, bolos sekolah dan ikut tawuran pelajar, anaknya memilih menjauhi hal-hal negatif tersebut.
Bahkan, Toni yang saat ini hendak masuk gerbang perkuliahan kini juga aktif mengajar Iqra anak-anak di musala tak jauh dari rumahnya. Zafira sangat bersyukur benih kebaikan yang ia tanam sejak anaknya kecil kini bisa dipetik. Mereka tumbuh menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. (Oin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar