Kamis, 27 Agustus 2015

WARUNG BAKMI 'DUA DJAMAN'

Digoreng Tanpa Minyak Bebas Kolesterol

LOKASI kuliner dengan menu andalannya masakan bakmi, seperti bakmi rebus, goreng dan magelangan banyak ditemukan di berbagai tempat. Mayoritas saat memasaknya diawali dengan menumis bumbu-bumbunya menggunakan minyak goreng.
Berbeda yang dilakukan Emi Kumaraningsih, sejak lima tahunan lalu, ia memasak bakmi tanpa menggunakan minyak goreng. Mbak Emi sapaan akrabnya memilih menggunakan bumbu-bumbu yang sudah dibuat cair, sebab diberi kaldu ayam kampung. Dalam kaldu ini sudah ada kandungan minyaknya, sehingga ia tak perlu menggunakan minyak goreng lagi. Setelah bumbu dicampur kaldu secukupnya mendidih, segera diberi telur itik dan diaduk-aduk, kuah dari kaldu, disusul irisan sayur kol, loncang serta daging ayam kampung.
"Dengan menggunakan telur itik, tampilan kuah berwarna putih seperti santan. Setelah semua bagian telur dirasa matang, bakmi bisa segera dimasukkan sambil diaduk-aduk," ungkap Mbak Emi, baru-baru ini.
Pemilik usaha bakmi Dua Djaman di kawasan Jalan Parangtritis Bantul ini menambahkan, memasak bakmi tanpa minyak termasuk salah satu kekhasan olahan bakmi sampai nasi goreng di tempatnya. Kekhasan lain seperti bumbu tak perlu menggunakan merica dan tak ada irisan tomat. Adapun usulan tanpa perlu menggunakan minyak, tak lain datang dari bapaknya, Murlidi (Mbah Mo) yang sudah lebih dahulu menerjuni usaha penjualan bakmi di kawasan Bantul.
"Meski dalam memasak, kami tanpa menggunakan minyak goreng, Alhamdulillah banyak pelanggan mengatakan masakan kami tetap enak. Ada lagi yang senang karena malah minim kolesterol," papar Mbak Emi.
Kekhasan penting lain, sebutnya, bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu arang. Selain itu konsisten menggunakan telur itik serta dagingnya ayam kampung asli. Bahan-bahan seperti ini sudah disetori pengepul relasinya. Saat ini harga bakmi biasa Rp 16.000 perporsi, sedangkan yang istimewa Rp 21.000, sebab daging ayamnya lebih banyak, bahkan dapat meminta tambahan seperti bagian kepala, sayap, paha dan rempela-ati. Dapat juga minta tambahan bagian brutu ataupun uritan.
Salah satu pelanggan bakmi, Dian Nutri asal Yogya mengaku, senang dengan olahan bakmi di tempat tersebut, karena sudah cocok dengan rasanya. Telur itik maupun daging ayam kampung memberi rasa khas tersendiri. Ia paling senang dengan bakmi rebus dengan kuah kental serta ditambah rempela-ati. "Kami sekeluarga rutin datang ke sini, sebagian ada juga yang dibungkus, dibawa pulang," jelas Nutri. (Yan)
                                                                               MERAPI-SULISTYANTO
Proses memasak bakmi tanpa menggunakan minyak ala Mbak Emi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar