Jumat, 28 Agustus 2015

'TREATMENT' BATU MULIA DALAM AKUARIUM

Warna Lebih Terang nan Cemerlang

AKUARIUM  berisi aneka ikan hias sangat mudah dijumpai. Saat semarak batu mulia dan akik seperti saat ini, tak perlu kaget ketika akuarium berisi sejumlah bongkahan batu. Hal seperti ini dapat dijumpai di lokasi penjualan batu akik/mulia Tankiland Gemstone di kawasan Jalan Patukan Bibis Sleman. Ada dua akuarium ukuran besar digunakan untuk menampung bongkahan batu.
Bagian dasar akuarium ada pasir putih dengan tebal kisaran 10 cm, sedangkan airnya jenis air laut. Beberapa jenis batu yang ditempatkan di akuarium air laut antara lain jesper garut, kalsedon, fire opal dan fosil satwa laut/tumbuhan. Layaknya untuk memelihara ikan, akuarium dilengkapi juga penyaring maupun piranti untuk putaran sirkulasi air, sehingga tingkat kejernihannya dapat terjaga.
“Ini termasuk salah satu treatment batu menggunakan air laut. Treatment batu lainnya antara lain ada yang menggunakan air kelapa, minyak zaitun maupun air biasa. Sebagian batu di akuarium ini sudah ada perubahan warna menjadi lebih bagus,” ungkap pemilik usaha penjualan batu setempat, Aditya Arya M, kemarin.
Penempatan bongkahan batu di akuarium, lanjutnya, diharapkan menjadi suatu pemandangan keindahan tersendiri. Sebagian ada lagi yang cukup menggunakan wadah seperti nampan dan bongkahan kecil/batu masih bahan cukup diberi air biasa. Ada keinginan juga suatu saat akuarium tersebut juga diisi beberapa jenis ikan hias laut, sehingga makin memperindah suasana ruangan tempat berjualan batu.
Selain yang masih wujud bongkahan maupun bahan, pihaknya juga menyediakan batu-batu sudah digosok wujud cincin maupun liontin. Termasuk juga  yang sudah diberi emban atau ring. Ia sendiri lebih fokus menyediakan jenis-jenis batu lokal, antara lain kalsedon Bengkulu, jesper  Garut, sunkist hijau dan fire opal Wonogiri dan indocrase Aceh. Ada lagi jenis Muratara Palembang, Lavender Sukabumi, Red Borneo Kalimantan, Biduri Sepah Lumajang, Bulu Macan Sumbawa dan Kecubung Kembang Kalimantan.
Sebagian batu lokal kualitas biasa dan sudah digosok wujud cincin dibanderol dengan harga terjangkau berbagai kalangan, misalnya dua biji (Rp 50.000) dan lima biji (Rp 100.000). Ukuran kecil tiga biji (Rp 50.000) dan tujuh biji (Rp 100.000). Selain itu ada juga cincin dengan batu berasal dari luar negeri, namun jumlahnya terbatas seperti jenis zamrud, rubi dan blue sapir. Sebagian ada <I>memocard<P> (identitas batu) yang dikeluarkan sejumlah laboratorium gemstone.
“Saya dibantu teman juga melayani pemotongan dan penggosokan batu. Tarif potong dan gosok terutama dipengaruhi ukuran batu,” imbuh Aditya.
Lain halnya dengan jenis ring cincin, antara lain ada jenis monel, titanium, rodium, alpaka super dan perak. Jenis perak pun ada beberapa, seperti perak Malaysia, China, Bali dan Kotagede Yogya. Jenis perak Bali masih paling murah, kisaran Rp 60.000 perbiji. Sedangkan perak yang ada thok/cap angka 925 masih paling mahal. (Yan)
                                                                               MERAPI-SULISTYANTO
Sebagian batu bongkahan ditempatkan di akuarium air laut.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar