Senin, 24 Agustus 2015

Batu Jala Sutra

Untuk Penenang Jiwa yang Galau


TIAP batu mulia mempunyai keunggulan dan keunikan yang berbeda. Meski baru booming akhir tahun silam, batu Jala Sutra mulai digandrungi para penggemar batu akik. Batu Jala Sutra ini memikat hati penggemar batu akik dengan serat timbul berbentuk seperti jaring laba-laba di permukaan batu.
Satu-satunya penjual batu Jala Sutra di Yogyakarta, Sri Mulyadi (38) mengatakan batu ini hanya bisa ditemukan di pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Pria yang akrab disapa Sri atau Adi ini awalnya justru tidak begitu suka dengan dunia per-akik-an. Tetapi akhir Desember 2014, kakak iparnya membawakan tujuh buah batu Jala Sutra yang ditambangnya. "Saya dikasih tujuh buah kemudian saya coba jual lewat sosial media. Ternyata ada yang laku Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Sejak saat itu mulai tertarik di dunia batu akik," terang Sri Mulyadi saat ditemui di toko Ridho Jala Sutra Gemstone, Barat pasar Cebongan Jalan Kebon Agung, Cabaan, Sumberadi, Mlati.
Sri Mulyadi pun mulai intensif menjajakan batu Jala Sutra di Yogyakarta. Respon para penggemar batu akik pun luar biasa tertarik. Batu Jala Sutra mempunyai keistimewaan serat timbul seperti jala laba-laba di permukaan batu. Selain itu batu ini juga mengandung partikel emas meski hanya sedikit. Ia menjual batu yang sudah dipoles dan batu yang masih mentah. Batu mentah biasa ia jual Rp 15 ribu hingga Rp 295 ribu. Sedangkan batu yang sudah dipoles biasa dijual Rp 350.000 dan yang paling mahal seharga Rp 3 juta. Sri Mulyadi mengaku dari beberapa batu koleksinya ada yang berlafal 'Allah'. Ada pula yang bergambar tanda salib. Untuk dua batu istimewa ini Sri Mulyadi mematok harga fantastis. "Untuk yang lafal Allah saya jual Rp 777 juta. Sedangkan yang ada lambang salib saya jual Rp 7,7 juta. Semuanya terbentuk alami tidak dibentuk tangan manusia," ungkap bapak dari dua anak ini.
Untuk menggosok batu Jala Sutra, lanjut Sri Mulyadi, butuh ketelitian dan jiwa seni. Kalau asal menggosok justru akan menghilangkan serat jaring laba-laba yang ada di permukaan batu.
Saat ini area penambangan batu Jala Sutra di pegunungan Kendeng sudah ditutup karena kedalamannya mencapai 30 meter. Kendati demikian persedian batu Jala Sutra hingga 2018 masih aman. Di tempat asalnya Pati, harga batu ini juga sudah meroket karena sangat sulit ditemukan. Sebagai salah satu batu langka, Jala Sutra bisa dianggap sebagai pendingin atau penenang. Pasalnya menurut sejarah, batu Jala Sutra juga dikenalkan oleh Ki Semar Bodronoyo.
"Saya sering ikut pameran batu akik untuk mengenalkan Jala Sutra ke masyarakat. Terakhir ikut pameran di Jogja City Mall. Hasilnya lumayan, bisa mencapai Rp 17 juta," imbuh
pria yang juga bekerja sebagai Pembina Rohani Islam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sleman ini.
Untuk merawat batu Jala Sutra cukup mudah, bisa dipoles menggunakan minyak zaitun. Selain itu juga bisa digosokkan di bambu hitam atau daun pisang klutuk yang sudah kering. Menurut Sri Mulyadi batu Jala Sutra juga dianggap sebagai penjaring rejeki karena ada jaring laba-labanya. "Laba-laba aja diam, nyamuk dan lalat bisa datang ke sarangnya. Diharapkan rejeki bisa datang ke manusia dan disertai juga dengan berdzikir," beber Sri Mulyadi.  (Tiw)


                                                                      MERAPI - MAHAR PRASTIWI
                                       Jala Sutra berlafal 'Allah' ini dibandrol Rp 777 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar